Selamatkan Akidah dari Gerakan Halus New Age Movement
Gerakan New Age Movement (NAM) sering kali tampak tidak berbahaya, bahkan menarik, dengan janji-janjinya tentang kedamaian batin, penyembuhan diri, dan pencerahan spiritual. Namun, di balik permukaannya yang menawan dan inklusif, NAM menyimpan bahaya yang sangat besar dan fundamental terhadap akidah Islam. Bahaya ini bukan terletak pada kekerasan atau pemaksaan, tetapi pada erosi halus dan sistematis terhadap fondasi keyakinan seorang Muslim.
Ini adalah bahaya paling utama dan mendasar. Inti dari akidah Islam adalah Tauhid—meyakini keesaan Allah SWT (?? ??? ??? ????) tanpa sekutu dalam rububiyah, uluhiyah, dan asma wa shifat.
Konsep "Tuhan adalah Segala-galanya" (Pantheism): NAM menganut paham bahwa Tuhan menyatu dengan alam semesta (pantheism) atau bahwa segala sesuatu adalah bagian dari Tuhan (panentheism). Ini bertentangan secara frontal dengan Islam, dimana Allah SWT adalah transenden, terpisah dari ciptaan-Nya, tidak serupa dengan sesuatu apapun (laysa ka mitslihi syai'un). Ayat Al-Qur'an sangat tegas: "Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Yang Maha Kuasa) Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4).
Menyembah Diri Sendiri (The God Within): Konsep NAM tentang "divinity within" atau Tuhan yang ada dalam diri manusia adalah bentuk kesyirikan yang nyata. Dalam Islam, manusia adalah hamba (abd) yang menyembah Tuhan (Rabb). NAM mengaburkan dan malah membalikkan hubungan ini, menjadikan manusia sebagai objek penyembahan bagi dirinya sendiri. Ini adalah tipu daya Iblis yang sangat tua, yang menyebabkan manusia lupa akan tujuan penciptaannya: untuk beribadah hanya kepada Allah.
Akidah Islam dibangun atas keyakinan pada para Nabi dan Rasul yang menerima wahyu dari Allah SWT sebagai petunjuk mutlak bagi manusia.
Otoritas Intuisi vs. Wahyu: NAM menempatkan pengalaman pribadi dan intuisi sebagai sumber kebenaran tertinggi, mengalahkan wahyu yang diturunkan. Seorang pengikut NAM mungkin akan berkata, "Ini terasa benar bagiku," sebagai pembenaran, sekalipun hal itu bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Ini sangat berbahaya karena menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan.
Menyamakan Nabi Muhammad dengan "Guru Spiritual" Lain: NAM sering memasukkan Nabi Muhammad SAW, Nabi Isa AS, Buddha, Krishna, dan lainnya ke dalam satu keranjang yang sama sebagai "guru pencerahan" atau "avatar." Bagi Muslim, Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi (khatam an-nabiyyin) dan satu-satunya manusia yang membawa syariat sempurna hingga akhir zaman. Menyamakan beliau dengan figur lain adalah pengingkaran terhadap kedudukannya yang unik dan final.
Keyakinan pada Hari Akhir, hisab (perhitungan amal), surga, dan neraka adalah rukun iman yang tidak bisa ditawar.
Reinkarnasi vs. Hari Kebangkitan: NAM mempercayai reinkarnasi, dimana jiwa akan terus lahir kembali ke dunia untuk menyempurnakan dirinya. Islam dengan tegas menolak ini dan meyakini kehidupan hanya sekali, diikuti dengan kebangkitan di akhirat untuk dihisab secara adil atas segala perbuatan. "Sampai apabila kematian datang kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku dapat beramal saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja..." (QS. Al-Mu'minun: 99-100).
Karma vs. Takdir Allah: Hukum karma dalam NAM bersifat otomatis dan impersonal: perbuatan baik akan kembali baik, buruk kembali buruk. Dalam Islam, segala sesuatu terjadi atas kehendak dan takdir Allah SWT. Balasan amal bukanlah sistem sebab-akibat mekanis, tetapi merupakan keadilan dan rahmat dari Allah Yang Maha Bijaksana. Bergantung pada karma berarti mengabaikan peran rahmat, ampunan, dan kehendak mutlak Allah.
NAM sering menjadi gateway drug menuju keyakinan sesat lainnya. Seseorang yang mulai tertarik dengan horoskop mungkin akan beralih ke penggunaan kristal untuk "energi," lalu mencoba meditasi untuk "menyatu dengan alam semesta," dan akhirnya meragukan kebenaran eksklusif agamanya sendiri. Perlahan-lahan, imannya terkikis tanpa disadari.
New Age Movement bukanlah sekadar praktik komersial atau hiburan. Ia adalah sistem kepercayaan yang menyeluruh dan alternatif dari Islam. Daya tarik utamanya justru terletak pada kesesatannya yang halus dan memenuhi keinginan manusia untuk merasa "spiritual" tanpa harus tunduk pada aturan dan otoritas Ilahi.
Bagi seorang Muslim, mendekati NAM sama seperti mendekati racun yang dibungkus dengan rasa manis. Ia merusak akidah dari dalam, mengganti Tauhid dengan syirik, mengganti wahyu dengan hawa nafsu, dan mengganti keyakinan pada akhirat dengan dogma reinkarnasi. Kewaspadaan dan pemurnian akidah berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah adalah satu-satunya benteng yang dapat melindungi hati dari ancaman yang halus namun sangat berbahaya ini.